Merdekakanlah Dirimu Sendiri Sebelum Anda Mulai Memerdekakan Orang lain

Ilmu tanpa agama adalah buta; dan Agama tanpa ilmu adalah lumpuh (Albert Eistein, 1879-1917)

Jumat, 07 Juni 2013

Guru PNS pada Sekolah Yupenkris (GMIT): Peluang atau Ancaman (Kumpulan Opini Dalam Diskusi IKMASTI)

Sebuah Pengantar
Didalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas terkandung makna bahwa pendidikan di Indonesia melibatkan bukan hanya Pemerintah (baik pusat, propinvi maupun kabupaten/kota) melainkan membuka peluang akan terlibatnya lembaga keagamaan dan masyarakat. Perluasan makna ini sebagai akibat dari munculnya otonomi daerah sebagai wujud pelepasan sistem "sentralisasi" menuju "desentralisasi" baik dalam birokrasi maupun untuk pendidikan itu sendiri.

Rabu, 05 Juni 2013

NTT Sekarang vs Indonesia Pra Sumpah Pemuda

Keadaan di NTT saat ini selayaknya atau dapat kita katakan bahwa hampir serupa dengan era sebelum tahun 1928 pada zaman perjuangan Indonesia dalam merebut sebuah kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Keadaan dimana pada masa sebelum tahun 1928, perjuangan rakyat Indonesia masih berupa perjuangan yang menonjolkan kekuatan kedaerahan ataupun kekuatan pada seorang figur tokoh agama maupun tokoh bangsawan  yang mampu menyalakan semangat juang rakyatnya dalam mengusir penjajahan Belanda dari tanah miliknya. Agama dan  keningratan (baca kekuasaan) menjadi senjata yang mampu menarik rakyat indonesia dalam meneriakkan "Merdeka Sampai Mati" sebagai mars perang melawan penjajah. Ambil contoh Pangeran Antasari, Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Si Singamangaraja ataupun Kapitan Pattimura merupakan tokoh-tokoh yang mewakili agama maupun kekuasaan bangsawan.