Merdekakanlah Dirimu Sendiri Sebelum Anda Mulai Memerdekakan Orang lain

Ilmu tanpa agama adalah buta; dan Agama tanpa ilmu adalah lumpuh (Albert Eistein, 1879-1917)

Rabu, 23 Mei 2012

PEMIKIR DAN "PAKAR"

Hukum pertama yang dipegang oleh seorang "PAKAR" adalah : "Kalau yang kita kemukakan sebetulnya tidak banyak, ungkapkanlah serumit mungkin". "PAKAR" takut terhadap hal yang sederhana, seperti petani takut terhadap kemarau yang buruk. Jika tidak rumit, apa yang akan dibahas dan ditulis ?


Suatu penjelasan dapat dibuat rumit tanpa batas. Anda dapat membagi sebuah pensil yang sederhana menjadi sepuluh potong, lalu menjelaskan setiap potongnya dan menjelaskan hubungan antara potongan-potongan itu. Apabila anda mempunyai sejumlah konsep, anda dapat mengatur konsep-konsep itu sedemikian rupa untuk mendapatkan pola yang serumit-rumitnya. Kata-kata dapat diperumit tanpa batas. Lalu anda bisa berkomentar tentang kerumitan orang lain dan tentang komentar-komentar dari para komentator. Dengan demikian, suatu masalah atau penjelasan terus bertambah rumit. Akhirnya, komentar menjadi lebih penting daripada kreativitas dan kemudian kita sebut proses itu "ILMIAH".

Sebagian orang menganggap proses semacam itu tidak menarik dan tidak perlu, khususnya orang-orang yang lebih tertarik pada hasil nyata. Oleh karena mereka menyamakan "PAKAR" dengan "BERPIKIR", mereka menjadi alergi dengan terhadap "BERPIKIR". SAYANG SEKALI.

Anda dapat menjadi pemikir tanpa menjadi "PAKAR". Pada kenyataannya, banyak "PAKAR" yang sama sekali bukan pemikir yang baik.

Sumber : De Bono Edward .2007.  Revolusi Berpikir. Bandung: Penerbit Kaifa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar